Untuk Ghuroba, aku ingin menyenandungkan kembali syairmu, perlahan-lahan dengan menundukkan jiwa.
“Ghuroba, kami takkan meletakkan meletakkan kening kepada selain Alloh
Kami rela ia sebagai syiar bagi kehidupan kami
Jika engkau bertanya siapa kami,
Kamilah orang yang tak gentar dengan thagut durjana kamilah tentara Alloh,
langkah kami langkah ksatria.
Kami tak peduli dengan belenggu
Terus maju menuju keabadian
Kami terus berjihad dan berjuang dan berperang kembali di jalan-Nya
Ghuroba itulah orang-orang merdek ditengah para budak.
Disaat umat Islam berbahagia
Dengan Kitab Alloh yang selalu dibaca
Diwaktu pagi dan dikala senja”
Moment kenangan ini aku persembahkan bagi mereka yang merasa terasing hidup di kehidupan nyata. Dari satu pulau menuju seribu pulau. Sajak Ghuroba menemani para mahasiswa yang selalu ”kehilangan” tujuan.
1 komentar:
Assalammua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Khaifa ya ukhti, alhamdulillah ana sekeluarga telah mendengar pernikahan anti dari tante BTN. semoga menjadi keluarga yang sakinah.
Mengenai Ghuroba, mendengar kata-kata al ghruroba, ane menjadi sangat terharu, karena Allah tidak memandang suatu istilah Al-Aglabiyyah. Makanya janganlah bersedih wahai kaum musliminin yang dianggap sedikit, tetapi tetaplah istiqamah di jalannya. Gigitlah erat-erat Sunnah Rasulullah.
Salam dai ane sekeluarga
please visit to my link
www.pksbartim.co.nr
www.abunabilah.co.nr
http://anakampah.wordpress.com
Posting Komentar