Minggu, 17 Juni 2007

Anak-anak Sudan di culik untuk Perang dan Seks



Anak-anak di Sudan, khususnya di kawasan Darfur, terus menjadi korban penculikan untuk manfaatkan dalam perang, perburuhan, dan eksploitasi seksual, kata sebuah badan hak asasi manusia PBB, Jumat.
Komite PBB mengenai Hak Asasi Anak mendesak pemerintah Khartoum meningkatkan upaya untuk mencegah penculikan anak dan membantu menyatukan lagi korban dengan keluarga mereka.
Badan tersebut, yang terdiri dari 18 ahli independen, menyampaikan kesimpulan mereka itu setelah mengadakan pertemuan tiga pekan dimana mereka memeriksa catatan 11 negara, termasuk Sudan.
Mereka menyuarakan keprihatinan bahwa anak-anak terus menjadi korban penculikan, untuk dipaksa menjadi prajurit, buruh, dan dalam beberapa kasus, melakukan hubungan seksual, khususnya di Darfur dan Sudan selatan.
Komite itu tidak menyebutkan apakah perekrutan paksa menjadi prajurit itu dilakukan oleh angkatan bersenjata Sudan, milisi Janjaweed sekutunya, kelompok pemberontak atau semua pihak.
Namun, anak-anak dan pemuda jalanan yang terhalau dari rumah mereka akibat konflik yang melanda Darfur sejak 2003 sangat rentan dengan berbagai bentuk eksploitasi, kata badan PBB tersebut.
Pemberontakan yang dilakukan sebagian besar orang non-Arab dan aksi kekerasan untuk menumpasnya yang dilakukan oleh pemerintah telah membuat 2,5 juta orang terusir dari rumah-rumah mereka. Para ahli internasional memperkirakan, 200.000 orang tewas di Darfur, sementara Sudan menyebut jumlah kematian sekitar 9.000.
Komite itu juga memperoleh informasi bahwa anak-anak dipaksa menjadi pelacur atau melakukan pernikahan dini "agar mereka bisa bertahan hidup dengan imbalan makanan, uang atau kebutuhan pokok".
Delegasi Sudan pada pertemuan itu mengatakan, adalah ilegal menggunakan anak-anak untuk perburuhan paksa, eksploitasi seksual atau pornografi, dan menjual anak merupakan pelanggaran yang tidak dikenal di kalangan masyarakat negara tersebut.
Sebuah satuan perlindungan keluarga dan anak telah dibentuk 15 bulan lalu, kata beberapa pejabat tinggi Sudan dikutip Reuters.(*) Antara