Selasa, 27 November 2007

Menjelang Fajar

Entah… dadaku tiba-tiba sesak.
Sangat sesak mungkin karena aku menyimpan sesuatu untuk seoarng makhluk
Sesak, tiba-tiba saja. Blank, tiba-tiba saja. Udara dingin diluar seolah menjadi petaka. Layar notebookku juga terasa hampa. Ruang batinku tiba-tiba ingin berlari.
Hari ini tumpukan masalah yang benar-benar menghantui jiwaku. Setelah sekian lama berkutat pada urusan banyak hal.

Iya, aku lelah...
Iya, aku terasa harus berdiri tegak lagi....
Tersenyum lagi....
Menangis lagi.....
Tegak lagi....

Tuhan, malam ini begitu pekat hanya luapan kata dan suara-suara dalam alam pikirku.
Aku tak sanggup mengatakan bahwa aku kehilangan dia.
Tuhan, aku tergagap dalam gelap
Dalam tuntutan rutinitas
Dalam kertas-kertas kerja yang semakin membimbangkan.
Kamar ini juga terasa hangat, mengingatkan ku
Bahwa hari esok
Adalah ketegaran

Hari esok adalah senyuman
Bukan tangisan...
Masih ada harapan bagi jiwa yang sepi
Harapan yang menjadi energi untuk tetap bertahan
Orang-orang dalam kehidupanku benar-benar pergi
Tanpa pamit
Tanpa sapa
Meninggalkanku dengan cita-cita yang terasa buyar
Hancur melebur

Sebuah kalimat yang menemaniku adalah..
Rela atas ketentuan Allah....
Teringat kata-kata Imam Syafi’i, lalu aku bangkit
Biarkanlah hari-hari berbuat semaunya
Berlapang dada-lah jika takdir menimpa

Jangan berkeluh-kesah atas musibah di malam hari
Tiada musibah yang kekal di muka bumi
Jadilah wanita tegar dalam menghadapi tragedi
Berlakulah pema’af selalu menepati janji
Jika banyak aibmu di mata manusia

Sedang engkau berharap menutupinya
Bersembunyilah engkau di balik derma
Dengan derma aibmu tertutup semua
Jangan pernah terlihat lemah di depan musuhmu
Sungguh malapetaka jika musuh menertawaimu

Jangan berharap dari orang kikir kemurahan
Di neraka tiada air bagi orang yang kehausan
Rizkimu tidak berkurang karena kerja wajar perlahan
Berlelah-lelah tidak menambah rizki seseorang
Tiada kesedihan yang kekal tidak pula kebahagiaan

Tiada kesulitan yang abadi tidak pula kemudahan
Jika engkau berhati puas dan mudah menerima
Sungguh, antara engkau dan raja dunia tiada beda
Barangsiapa kematian datang menjemputnya
Langit dan bumi tak kan mampu melindunginya

Bumi Allah begitu lapang luas membentang
Namun seakan sempit kala ajal menjelang
Biarkanlah hari-hari ingkar janji setiap saat
Kematian tak mungkin dicegah dengan obat...